Jumat, 27 Juni 2014

mengubah bilangan desimal menjadi pecahan biasa

MENGUBAH BILANGAN DESIMAL MENJADI PECAHAN BIASA
Salah satu materi pelajaran matematika di SD adalah mengubah bilangan desimal menjadi pecahan biasa.  Namum materi ini sering menjadi salah satu materi olimpiade matematika.  Berikut beberapa kasus mengubah bilangan desimal menjadi pecahan biasa:
1.     0,5 = ………….
Penyelesaian:
Bilangan desimal 0,5 karena memiliki satu angka dibelakang koma yaitu 5 maka penyebutnya adalah 10 dan pembilangnya adalah 5. Jadi pecahan biasanya:
0,5 =  5  =  5 : 5  =  1
         10     10:5      2
2.     0,25 = ………….
Penyelesaian:
Bilangan desimal 0,25 karena memiliki dua angka dibelakang koma yaitu 25 maka penyebutnya adalah 100 dan pembilangnya adalah 25. Jadi pecahan biasanya:
0,25 =  25  =  25 : 25  =  1
           100     100:25      4
3.     0,33 = ………….
Penyelesaian:
Bilangan desimal 0,33 karena memiliki dua angka dibelakang koma yaitu 33 maka penyebutnya adalah 100 dan pembilangnya adalah 33. Jadi pecahan biasanya:
0,33 =  33  
           100

4.     0,333… = ………….
Bilangan desimal 0,333… (berulang).  Maka penyelesaiannya dapat menggunakan cara berikut:
Misalkan: 0,333… = a
10a = 10 x 0,333
10a = 3,33
10a – a = 3,33 – 0,33
9a = 3
a =  3  = 1  
       9     3
Jadi 0,333… =  1 
                     3
5.     0,23413131313… = ………….
0,23413131313… = 234.13131313  (yang berulang adalah 13)
                                  1000
0,13131313… =  13  
                       99
(maka pembilangnya 13 merupakan angka yang berulang, penyebutnya 100-1 karena dua angka yang berulang)
234.13131313 = 234  13  =  (234 x 99 + 13)  = 23179
                              99                99                 99
Jadi 0,23413131313… =  23179/99  = 23179  
                                     1000         99000
Demikian selanjutnya untuk bilangan desimal yang berulang. Semoga bermanfaat

pengukuran, besaran dan satuan

Pengukuran, Besaran dan Satuan ~ Plassa (Planet Studi Sains). Pengukuran adalah kegiatan membandingkan nilai besaran yang diukur dengan alat ukur yang ditetapkan sebagai satuan. Contoh: mengukur panjang meja dengan sebatang pensil (panjang meja sebagai besaran, pensil sebagai alat ukur, dan panjang pensil sebagai satuannya).
A. BESARAN
Besaran adalah segala sesuatu yang dapat diukur dan dinyatakan dengan nilai.
Jika ditinjau dari arah dan nilainya, besaran dikelompokan menjadi dua, yaitu:
1. Besaran skalar, yaitu besaran yang hanya memiliki nilai tanpa memiliki arah. Contoh: massa, panjang, waktu, energi, usaha, suhu, kelajuan dan jarak.
2. Besaran vektor, yaitu besaran yang memiliki nilai dan arah. Contoh: gaya, berat, kuat arus, kecepatan, percepatan dan perpindahan.
Sedangkan, berdasarkan jenis satuannya, besaran dikelompokan menjadi dua, yaitu:
a. Besaran Pokok
Besaran pokok adalah besaran yang satuannya telah ditetapkan lebih dahulu dan tidak tersusun atas besaran lain. Besaran pokok terdiri atas tujuh besaran. Tujuh besaran pokok dan satuannya berdasarkan sistem satuan internasional (SI) sebagaimana yang tertera pada tabel berikut:

Tabel Besaran Pokok dan Satuannya
Besaran Pokok Satuan SI
Massa kilogram (kg)
Panjang meter (m)
Waktu sekon (s)
Kuat Arus ampere (A)
Suhu kelvin (K)
Intensitas Cahaya candela (Cd)
Jumlah Zat mole (mol)
Sistem satuan internasional (SI) artinya sistem satuan yang paling banyak digunakan di seluruh dunia, yang berlaku secara internasional.
b. Besaran Turunan
Besaran turunan merupakan kombinasi dari satuan-satuan besaran pokok. Contoh besaran turunan adalah luas suatu daerah persegi panjang. Luas sama dengan panjang dikali lebar, dimana panjang dan lebar keduanya merupakan satuan panjang. Perhatikan tabel besaran turunan, satuan dan dimensi di bawah ini.

Tabel Besaran Turunan dan Satuannya
Besaran Turunan Satuan SI
Gaya (F) kg.m.s-2
Massa Jenis (p) kg.m-3
Usaha (W) kg.m2.s-2
Tekanan (P) kg.m-1.s-2
Percepatan m.s-2
Luas (A) m2
Kecepatan (v) m.s-1
Volume (V) m3
B. SATUAN
Satuan adalah ukuran dari suatu besaran yang digunakan untuk mengukur. Jenis-jenis satuan yaitu:
a. Satuan Baku
Satuan baku adalah satuan yang telah diakui dan disepakati pemakaiannya secara internasional tau disebut dengan satuan internasional (SI).
Contoh: meter, kilogram, dan detik.
Sistem satuan internasional dibagi menjadi dua, yaitu:
1. Sistem MKS (Meter Kilogram Sekon)
2. Sistem CGS (Centimeter Gram Second)


Tabel Satuan Baku
Besaran Pokok Satuan MKS Satuan CGS
Massa kilogram (kg) gram (g)
Panjang meter (m) centimeter (cm)
Waktu sekon (s) sekon (s)
Kuat Arus ampere (A) statampere (statA)
Suhu kelvin (K) kelvin (K)
Intensitas Cahaya candela (Cd) candela (Cd)
Jumlah Zat kilomole (mol) mol
b. Satuan Tidak Baku
Satuan tidak baku adalah satuan yang tidak diakui secara internasional dan hanya digunakan pada suatu wilayah tertentu.
Contoh: depa, hasta, kaki, lengan, tumbak, bata dan langkah.
C. ALAT UKUR
Alat Ukur adalah sesuatu yang digunakan untuk mengukur suatu besaran.
Berbagai macam alat ukur memiliki tingkat ketelitian tertentu. Hal ini bergantung pada skala terkecil alat ukur tersebut. Semakin kecil skala yang tertera pada alat ukur maka semakin tinggi ketelitian alat ukur tersebut. Beberapa contoh alat ukur sesuai dengan besarannya, yaitu:
a. Alat Ukur Panjang
1. Mistar (Penggaris)
Mistar adalah ala ukur panjang dengan ketelitian sampai 0,1 cm atau 1 mm. Pada pembacaan skala, kedudukan mata pengamat harus tegak lurus dengan skala mistar yang di baca.
penggaris_mistar
2. Jangka Sorong
Jangka sorong dipakai untuk mengukur suatu benda dengan panjang yang kurang dari 1mm. Skala terkecil atau tingkat ketelitian pengukurannya sampai dengan 0,01 cm atau 0,1 mm.
Umumnya, jangka sorong digunakan untuk mengukur panjang suatu benda, diameter bola, ebal uang logam, dan diameter bagian dalam tabung.
Jangka sorong memiliki dua skala pembacaan, yaitu:
a). Skala Utama/tetap, yang terdapat pada rahang tetap jangka sorong.
b). Skala Nonius, yaitu skala yang terdapat pada rahang sorong yang dapa bergeser/digerakan.
jangka-sorong
3. Mikrometer Sekrup
Mikrometer sekrup merupakan alat ukur panjang dengan ingkat ketelitian terkecil yaiu 0,01 mm atau 0,001 cm.
Skala terkecil (skala nonius) pada mikrometer sekrup terdapat pada rahang geser, sedangkan skala utama terdapat pada rahang tetap.
Mikrometer sekrup digunakan untuk mengukur diameter benda bundar dan plat yang sangat tipis.
mikrometer-sekrup
b. Alat Ukur Massa
Alat ukur yang digunakan untuk mengukur massa suatu benda adalah neraca. Berdasarkan cara kerjanya dan keelitiannya neraca dibedakan menjadi tiga, yaitu:
1. Neraca digital, yaitu neraca yang bekerja dengan sistem elektronik. Tingkat ketelitiannya hingga 0,001g.
neraca-digital
2. Neraca O'Hauss, yaitu neraca dengan tingkat ketelitian hingga 0.01 g.
neraca-ohauss
3. Neraca sama lengan, yaitu neraca dengan tingkat ketelitian mencapai 1 mg atau 0,001 g.
neraca-sama-lengan

c. Alat Ukur Waktu
Satuan internasional untuk waktu adalah detik atau sekon. Satu sekon standar adalah waktu yang dibuuhkan oleh atom Cesium-133 untuk bergetar sebanyak 9.192.631.770 kali.
Alat yang digunakan untuk mengukur waktu, antara lain jam matahari, jam dinding, arloji (dengan ketelitian 1 sekon), dan stopwatch (ketelitian 0,1 sekon).
arloji
stopwatch

rumus mencari skala, jarak pada peta dan jarak sebenarnya

Halo teman – teman aku ingin melanjutkan bab mengenai  BILANGAN REAL ( RIIL ) nih, Yaitu mengenai skala, setelah sebelumnya kita membahas mengenai perbandingan senilai dan berbalik nilai, maka bab selanjutnya adalah SKALA.
SKALA sudah diajarkan sejak SD sebenarnya akan tetapi masih banyak yang bingung, nah disini aku akan mencoba menjelaskan mengenai skala dengan cara yang mudah, dan akan aku sertakan rumusnya bagaimana mencari skala, jarak sebenarnya, dan juga tak lupa jarak pada peta. Oke langsung saja, ayo kita simak.

PENGERTIAN “SKALA”

SKALA adalah perbandingan antara jarak pada peta dengan jarak sebenarnya ( sesungguhnya ).


Nah, berikut ini rumus mencari skala :
 rumus mencari skala
 Contoh soal mencari skala :
contoh soal mencari skala
Itu adalah rumus jika mencari skala,,, bagaimanana jika mencara jarak sebenarnya atapun jarak pada peta?? Bingung tidak? Kalau masih bingung, ini aku berikan rumusnya sekalian, agar lebih mudah untuk teman – teman jika menemukan soal mengenai skala.
rumus mencari jarak sebenarnya :
rumus mencari jarak sebenarnya
rumus diatas merupakan rumus bagaimana mencari jarak sebenarnya jika yang diketahui adalah skala dan jarak pada peta, akan tetapi jangan lupa, jarak sebenarnya itu satuan bakunya  “KM” atau kilometer, jadi jangan bingung bila teman – teman menemukan hasil  penghitungan teman – teman sangat banyak, itu karena satuannya mungkin belum teman –  teman jadikan dalam satuan KM,
contoh soal mencari jarak sebenarnya :
contoh soal mencari jarak sebenarnya
rumus mencari jarak pada peta :

rumus mencari jarak pada peta
Rumus tersebut merupakan rumus mencari jarak pada peta jika yang diketahui hanya jarak sebenarnya dan skala, perlu ditekankan sekali lagi bahwa jarak sebenarnya itu satuan bakunya adalah “KM”, jadi sebelum teman  - teman mengerjakan menggunakan rumus tersebut, pastikan dahulu bahwa jarak sebenarnya sudah teman  - teman  jadikan dalam bentuk “CM”, kecuali jika jika jarak pada peta ditentukan menggunakan satuan yang lainnya, misalkan “MM”.
Contoh soal:

contoh soal mencari jarak pada peta
nah, bagaimana teman, bagaimana penjelasanku menengenai skala? sudah faham kan?
sekian dulu ya pertemuan kita kali ini, kapan - kapan aku sambung lagi,,
bye :D

Operasi Hitung Campuran Bilangan Bulat

Dalam menyelesaikan operasi hitung bilangan bulat, terdapat dua hal yang perlu diperhatikan, yaitu:
1. Tanda operasi hitung
2. Tanda kurung
Apabila dalam suatu operasi hitung campuran bilangan bulat terdapat tanda kurung, pengerjaan yang berada dalam tanda kurung harus dikerjakan terlebih dahulu. Apabila dalam suatu operasi hitung bilangan bulat tidak terdapat tanda kurung, pengerjaannya berdasarkan sifat-sifat operasi hitung sebagai berikut:
1. Operasi penjumlahan (+) dan pengurangan (-) sama kuat, artinya operasi yang terletak di sebelah kiri dikerjakan terlebih dahulu.
2. Operasi perkalian (x) dan pembagian (:) sama kuat, artinya operasi yang terletak di sebelah kiri dikerjakan terlebih dahulu.
3. Operasi perkalian (x) dan pembagian (:) lebih kuat dari pada operasi penjumlahan (+) dan pengurangan (-), artinya operasi perkalian (x) dan pembagian (:) dikerjakan terlebih dahulu dari pada operasi penjumlahan (+) dan pengurangan (-).
Operasi Hitung Campuran Bilangan Bulat
Perhatikan contoh berikut ini:
1. 24 + 56 x 42 - 384 : 12 = 24 + (56 x 42) - (384 : 12)
                                         = 24 + 2.352 - 32
                                         = 2.376 - 32
                                         = 2.344
2. 360 + 800 x 80 : 200 = 360 + (800 x 80 : 200)
                                      = 360 + (64.000 : 200)
                                      = 360 + 320
                                      = 680
3. (480 : 12) x 15 + 1.350 = (40 x 15) + 1.350
                                         = 600 + 1.350
                                         = 1.950
Semoga bermanfaat dan salam Matematika.

menyelesaikan soal cerita pada operasi hitung campuran

Dalam menyelesaikan soal cerita kita dituntut untuk membaca berulang-ulang hingga benar-benar dapat memahami soal tersebut  dan kemudian menuangkannya dalam kalimat matematika.
Dalam menyelesaikan soal cerita ada tiga hal yang perlu kita perhatikan, yaitu :
      1.  Kalimat pernyataan
           Kalimat pernyataan dalam soal cerita adalah semua yang dinyatakan atau diceritakan    
      dalam soal tersebut. Dengan memahami kalimat pernyataan maka kita dapat   
      menuangkannya dalam kalimat matematika.
      2.  Kalimat pertanyaan
     Kalimat pertanyaan pada umumnya terletak diakhir soal dan merupakan hal yang sangat    
     penting untuk dipahami, karena kita tidak akan dapat menjawab soal tanpa memahami 
     pertanyaannya.
      3.  Kalimat matematika
           Kalimat matematika adalah tulisan dalam bentuk bilangan dan  operasi hitung hasil dari    
           pemahaman kalimat pernyataan. Kalimat matematika merupakan intisari kalimat
           pernyataan yang ditulis dalam bentuk bilangan dan operasinya.
Untuk lebih memahami tentang cara penyelesaian soal cerita pada operasi hitung campuran bilangan cacah, perhatikan contoh soal dan cara penyelesaiannya, berikut ini :
Di toko  Pak Syahdian tersedia 12 karung beras. Setiap karung beratnya 50 kg. Jika hari ini dan kemarin masing-masing terjual 175 kg dan 120 kg, berapa kg sisa beras di warung Pak Syahdian sekarang ?

Penyelesaian :
      1. Baca pernyataan (soal) secara berulang-ulang hingga paham.
      2. Hal yang ditanyakan adalah sisa beras setelah terjual selama 2 hari.
      3. Tuliskan kalimat matematikanya.
      12 karung X 50 kg – (175 kg + 120 kg)
    = 600 kg – 295 kg
    = 305 kg
       Jadi sisa beras di warung Pak Syahdian adalah 305 kg

Penjumlahan Dan Pengurangan Bilangan Bulat

1. Penjumlahan Dan Pengurangan Bilangan Bulat
  • 1. Penjumlahan padaBilangan Bulat Penjumlahan pada bilangan yang bernilai kecil dapat dilakukan dengan bantuan garis bilangan.Namun, untuk bilangan-bilangan yang bernilai besar, hal itu tidak dapat dilakukan. Oleh karena itu,kita harus dapat menjumlahkan bilangan bulat tanpa alat bantu.
  • Kedua bilangan bertanda samaJika kedua bilangan bertanda sama (keduanya bilangan positif atau keduanya bilangan negatif), jumlahkan kedua bilangan tersebut. Hasilnya berilah tanda sama dengan tanda kedua bilangan.Contoh:a) 125 + 234 = 359b) ±58 + (±72) = ±(58 + 72) = ±130
  • Kedua bilangan berlawanan tandaJika kedua bilangan berlawanan tanda (bilangan positif dan bilangan negatif), kurangi bilangan yangbernilai lebih besar dengan bilangan yang bernilai lebih kecil tanpa memerhatikan tanda. Hasilnya,berilah tanda sesuai bilangan yang bernilai lebih besar.Contoh:a) 75 + (±90) = ±(90 ± 75) = ±15b) (±63) + 125 = 125 ± 63 = 62
2. Sifat-Sifat PenjumlahanBilangan Bulat
  • Sifat tertutupPada penjumlahan bilangan bulat, selalu menghasilkan bilangan bulat juga. Hal ini dapat dituliskansebagai berikut. Untuk setiap bilangan bulat a dan b, berlaku a + b = c dengan c juga bilangan bulat.
  • Sifat komutatif Sifat komutatif disebut juga sifat pertukaran. Penjumlahan dua bilangan bulat selalu diperoleh hasilyang sama walaupun kedua bilangan tersebut dipertukarkan tempatnya. Hal ini dapat dituliskansebagai berikut. Untuk setiap bilangan bulat a dan b, selalu berlaku a + b = b + a.
  • Mempunyai unsur identitasBilangan 0 (nol) merupakan unsur identitas pada penjumlahan. Artinya, untuk sebarang bilanganbulat apabila ditambah 0 (nol), hasilnya adalah bilangan itu sendiri. Hal ini dapat dituliskan sebagaiberikut. Untuk sebarang bilangan bulat a, selalu berlaku a + 0 = 0 + a = a.
  • Sifat asosiatif Sifat asosiatif disebut juga sifat pengelompokan. Sifat ini dapat dituliskan sebagai berikut.Untuk setiap bilangan bulat a, b, dan c, berlaku (a + b) + c = a + (b + c).

mengurutkan pecahan

Apabila kita diberikan dua pecahan, misalkan 2/3 dan 8/11, apakah kamu dapat membandingkan kedua pecahan tersebut? Pecahan mana yang lebih besar? Sebelumnya, mari kita selesaikan permasalah tersebut dengan sebuah perumpamaan. Dua pertiga sama dengan dua bagian roti apabila kita membaginya menjadi 3 bagian yang sama besar. Demikian juga dengan 8/11 sama dengan 8 bagian roti apabila kita membaginya menjadi 11 bagian yang sama besar. Perhatikan gambar yang merepresentasikan kedua pecahan tersebut.
Pecahan
Dengan bantuan gambar di atas, kita dapat melihat dengan mudah bahwa 8/11 lebih besar dari 2/3, atau dapat dituliskan 8/11 > 2/3. Sekarang mari kita lihat posisi kedua pecahan tersebut pada garis bilangan.
Garis Bilangan
Dari garis bilangan tersebut, kita dapat memperoleh bahwa 8/11 berada di kanan 2/3. Hal ini merupakan bukti lain bahwa 8/11 lebih besar dari 2/3. Selain dengan menggunakan gambar dan garis bilangan, apakah ada cara lain untuk membandingkan dua pecahan?
Mengurutkan Pecahan dengan Menyamakan Penyebut
Membandingkan pecahan dapat dilakukan dengan menyamakan penyebutnya. Penyebut dari pecahan-pecahan yang belum sama, dapat disamakan dengan menggantinya dengan faktor persekutuan penyebut pecahan-pecahan tersebut.
Misalkan kita akan membandingkan dua pecahan sebelumnya, yaitu 8/11 dan 2/3. Faktor persekutuan dari 11 dan 3 di antaranya adalah 33, 66, 99, dan 132. Kita ambil saja faktor persekutuan yang terkecil, atau disebut KPK, yaitu 33. Sehingga,
Pecahan 1
Karena 24 bagian dari 33 lebih besar daripada 22 bagian dari 33, maka
Pecahan 2
Setelah dapat membandingkan dua pecahan, sekarang kita akan berlatih untuk mengurutkan beberapa pecahan. Misalkan diberikan pecahan-pecahan 1/3, 2/5, 4/15, 5/12, dan 5/6. Dapatkah kamu mengurutkan pecahan-pecahan tersebut dari yang terkecil ke terbesar?
Sebelum mengurutkan pecahan-pecahan tersebut, kita harus membandingkan pecahan-pecahan tersebut dengan menyamakan penyebutnya. KPK dari 3, 5, 15, 12, dan 6 adalah 60. Sehingga,
Pecahan 3
Setelah menyamakan penyebut-penyebutnya, kita tentu mudah untuk mengurutkannya. Urutan pecahan-pecahan dari yang terkecil ke terbesar adalah,
Pecahan 4
Untuk mengurutkan pecahan dengan menyamakan penyebutnya terlebih dahulu, apa yang perlu diperhatikan?
Apabila dua pecahan memiliki penyebut yang sama, pecahan yang memiliki pembilang yang lebih besar, nilainya lebih besar daripada pecahan yang pembilangnya lebih kecil.
Agar kalian lebih memahaminya, perhatikan gambar berikut!
Mengurutkan Pecahan I
Selain dengan menyamakan penyebutnya, kita dapat mengurutkan beberapa pecahan dengan menyamakan pembilangnya.
Mengurutkan Pecahan dengan Menyamakan Pembilang
Sebelum kita mulai mengurutkan beberapa pecahan dengan menyamakan pembilangnya, mari kita tinjau pecahan-pecahan yang pembilangnya sama berikut.
Membandingkan Pecahan
Dari ketiga contoh pecahan di atas, apa yang dapat kita peroleh?
Apabila dua pecahan memiliki pembilang yang sama, maka pecahan yang penyebutnya lebih besar, nilainya lebih kecil daripada pecahan yang penyebutnya lebih kecil.
Agar kamu mudah mengingat pernyataan di atas, kamu dapat memperhatikan gambar berikut.
Mengurutkan Pecahan II
Selanjutnya mari kita urutkan pecahan-pecahan 1/2, 3/5, 2/3, 4/7, dan 5/9 dari yang terbesar ke terkecil. KPK dari 1, 2, 3, 4, dan 5 adalah 60. Sehingga,
Pecahan 5
Setelah menyamakan pembilang-pembilangnya, kita tentu mudah untuk mengurutkannya. Urutan pecahan-pecahan dari yang terbesar ke terkecil adalah,
Pecahan 6
Semoga bermanfaat,